Mujahadah


Mujahadah adalah memaksa diri meninggalkan perkara-perkara yang boleh merosakkan jiwa

Thursday, December 3, 2015

Surat Cintamu

 
 Cantik sungguh kata-kata ini. Jadikan al quran itu surat cintamu sepanjang masa kerana sesungguh Al quran memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Seterusnya kita kisahkan majlis ilmu sebentar tadi ,  Ustaz Syafee menukilkan kisah Nabi yusuf dari ayat 10 hingga 21.

Saudara-saudara Yusuf berkata, menyampaikan maksud mereka kepada bapak mereka [Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingini kebaikan baginya] yaitu : ada apa gerangan engkau mengkhawatirkan Yusuf ke atas kami, tanpa ada sebab dan alasan?

Lantas Ya’qub menjawab [Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku] iaitu kepergian anak-anak  bersama Yusuf membuatnya bersedih

Setelah mereka menjelaskan panjang lebar alasan-alasan yang memungkinkan Yusuf ikut pergi, dan tidak adanya penghalang, maka kemudian Ya’qub memberikan izin kepada Yusuf dikarenakan rasa sayangnya.

seterusnya ayat 12 ustaz ulas bagaimana ia dibeli dengan harga yang murah.
Maksud ayat, "mereka menyembunyikan perkaranya” ada beberapa tafsiran. Menurut Mujahid, As Suddiy dan Ibnu Jarir, bahwa orang-orang yang mendatangi sumur menyembunyikan perkara sebenarnya dari kelompok musafir lainnya dan berkata, “Kami membeli anak ini dari para pemilik air” karena khawatir mereka mengambil bagiannya jika mengetahui keadaan yang sebenarnya. Namun menurut yang lain, bahwa saudara-saudara Yusuf (yang ketika itu berada di dekat sumur pula) menyembunyikan keadaan saudaranya, bahwa ia saudara mereka, dan mengatakan, “Ini adalah budak kami yang melarikan diri.” Yusuf pun diam karena khawatir saudara-saudaranya akan membunuhnya dan ia lebih memilih dijual-belikan atau dijadikan barang dagangan oleh saudara-saudaranya. Kemudian saudara-saudara Yusuf menjualnya dengan harga yang rendah, yaitu beberapa dirham saja seperti yang disebutkan dalam ayat selanjutnya karena mereka ingin menjauhkan Beliau dari bapaknya.
[14] Menurut Ibnu Mas’ud, mereka menjualnya seharga 20 dirham. Sedangkan menurut ‘Ikrimah, mereka menjualnya seharga 40 dirham, walahu a’lam.
[15] Mereka di sini bisa kembalinya kepada sekelompok musafir, yakni mereka tidak tertarik kepada Yusuf karena dia anak temuan dalam perjalanan. Mereka khawatir kalau pemiliknya datang mengambilnya. Oleh karena itu, mereka segera menjualnya meskipun dangan harga yang murah. Bisa juga kata “mereka” di sini kembalinya kepada saudara-saudara Yusuf karena mereka membencinya, wallahu a’lam.
[16] Dari sekelompok musafir.
[17] Orang Mesir yang membeli Yusuf ‘alaihis salam itu seorang menteri negara bernama Qithfir, sebagai pemegang harta kekayaan negeri Mesir, sedangkan istrinya bernama Ra’il (demikian menurut Ibnu Abbas), namun yang lain mengatakan, bahwa nama istrinya adalah Zulaikha. Raja Mesir ketika itu bernama Ar Rayyan bin Al Walid seorang yang berasal dari kaum ‘Amaliq. Qithfir kemudian membelinya dengan harga 20 dinar ditambah dua pasang sandal dan dua buah baju.
[18] Sebagaimana budak memberikan banyak pelayanan kepada tuannya.
[19] Mungkin keduanya belum punya anak seingga ingin menjadikannya sebagai anak.
- See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-yusuf-ayat-15-29.html#sthash.HRhfokNr.dpuf

Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang pengambil air, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata: "Oh; kabar gembira, ini seorang anak muda!" Kemudian mereka menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (12: 19)

Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, iaitu beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf.(12: 20)


Pada penjelasannya telah disebutkan bahwa saudara-saudara Yusuf telah melemparkan Yusuf ke dalam sumur, lalu membawa pakaian Yusuf yang telah dilumuri dengan darah binatang. Kemudian, seraya berpura-pura menangis, mereka menghadap ayah mereka dan menunjukkan kesedihan atas peristiwa yang menimpa Yusuf. Akan tetapi,apa yang terjadi pada Yusuf. Beliau berada dalam sumur selama beberapa saat, hingga datang rombongan musafir yang berhenti di dekat sumur tersebut untuk mengambil air minum.

Salah seorang dari mereka yang ditugaskan untuk mengambil air, menurunkan timba ke dalam sumur itu untuk mengambil air. Yusuf pun memegang tali timba tersebut dan dengan tali itu ia naik dan keluar dari sumur. Rombongan musafir itu pun memperlakukan Yusuf sebagai seorang budak, yang akan mereka bawa ke pasar budak, dan menjualnya.

Sementara itu, kerana khuwatir adanya orang-orang tertentu yang mengaku sebagai pemilik Yusuf, maka mereka menyembunyikan Yusuf diantara barang-barang bawaan mereka, dan membawanya ke pasar jual beli budak. Sesampai di pasar tersebut, mereka menjualnya dengan harga rendah

Dari dua ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:
1. Kadang kala orang-orang yang memiliki hubungan dekatlah yang melemparkan seseorang ke dalam berbagai kesulitan. Akan tetapi berkat rahmat Allah, orang asing yang mengeluarkannya dari kesulitan tersebut, meski tujuan mereka bukan menolong.
2. Sebagian orang memandang orang lain sebagai barang dagangan, dan melupakan dimensi-dimensi maknawi dan kemanusiaannya.

Kemudian ustaz menegaskan ayat 22
Ayat ke 22

)
 A022

Artinya:
Dan tatkala dia cukup dewasa Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.(12: 22)



Dalam ayat ini Allah memberikan 2 perkara iaitu hikmah dan ilmu. Dalam ayat ini kita digalakkan membacanya sebagai doa dalam ayat

Memang, Allah Swt telah memilih para nabi utusan-Nya di antara anggota masyarakat yang baik, dan mereka diuji dengan berbagai kejadian, sehingga mereka mencapai tahap yang diperlukan untuk menerima dan melaksanakan tanggung jawab besar ini. Dengan demikian masyarakat luas pun akan menyaksikan bahwa mereka ini memang manusia-manusia yang layak dan pantas untuk dikuti dan dijadikan sebagai teladan.

Dari ayat tadi terdapat tigapelajaran yang dapat dipetik:
1. Sebagian dari ilmu para Nabi berasal dari sisi Allah Swt dan bukan hasil usaha mereka sendiri.

 2.Kemampuan ilmu dan jasmani tidaklah cukup untuk membuat seseorang mampu menerima anugerah Allah yang khusus ini. Watak suka berbuat baik juga diperlukan.

Maksud ayat, "mereka menyembunyikan perkaranya” ada beberapa tafsiran. Menurut Mujahid, As Suddiy dan Ibnu Jarir, bahwa orang-orang yang mendatangi sumur menyembunyikan perkara sebenarnya dari kelompok musafir lainnya dan berkata, “Kami membeli anak ini dari para pemilik air” karena khawatir mereka mengambil bagiannya jika mengetahui keadaan yang sebenarnya. Namun menurut yang lain, bahwa saudara-saudara Yusuf (yang ketika itu berada di dekat sumur pula) menyembunyikan keadaan saudaranya, bahwa ia saudara mereka, dan mengatakan, “Ini adalah budak kami yang melarikan diri.” Yusuf pun diam karena khawatir saudara-saudaranya akan membunuhnya dan ia lebih memilih dijual-belikan atau dijadikan barang dagangan oleh saudara-saudaranya. Kemudian saudara-saudara Yusuf menjualnya dengan harga yang rendah, yaitu beberapa dirham saja seperti yang disebutkan dalam ayat selanjutnya karena mereka ingin menjauhkan Beliau dari bapaknya.
[14] Menurut Ibnu Mas’ud, mereka menjualnya seharga 20 dirham. Sedangkan menurut ‘Ikrimah, mereka menjualnya seharga 40 dirham, walahu a’lam.
[15] Mereka di sini bisa kembalinya kepada sekelompok musafir, yakni mereka tidak tertarik kepada Yusuf karena dia anak temuan dalam perjalanan. Mereka khawatir kalau pemiliknya datang mengambilnya. Oleh karena itu, mereka segera menjualnya meskipun dangan harga yang murah. Bisa juga kata “mereka” di sini kembalinya kepada saudara-saudara Yusuf karena mereka membencinya, wallahu a’lam.
[16] Dari sekelompok musafir.
[17] Orang Mesir yang membeli Yusuf ‘alaihis salam itu seorang menteri negara bernama Qithfir, sebagai pemegang harta kekayaan negeri Mesir, sedangkan istrinya bernama Ra’il (demikian menurut Ibnu Abbas), namun yang lain mengatakan, bahwa nama istrinya adalah Zulaikha. Raja Mesir ketika itu bernama Ar Rayyan bin Al Walid seorang yang berasal dari kaum ‘Amaliq. Qithfir kemudian membelinya dengan harga 20 dinar ditambah dua pasang sandal dan dua buah baju.
[18] Sebagaimana budak memberikan banyak pelayanan kepada tuannya.
[19] Mungkin keduanya belum punya anak seingga ingin menjadikannya sebagai anak.
- See more at: http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-yusuf-ayat-15-29.html#sthash.HRhfokNr.dpuf
 Ok setakat itu yang boleh dicatatkan disini dan kita kisahkan kisah siang tadi. Awal pagi dapat berdating dengan kanda dannnnn anak-anak di Restoran Sidiq Seksyen 7. Suka benar sigenit Aysh kerana sudah hampir 6 bulan kami tidak bersarapan di luar.


Pagi-pagi dah jamah nasi..tu diaaaa

Doa tak lupa..
Setelah usai sarapan kami pergi menghantar Amir ke sekolah batu belah untuk latihan bolanya. Memang bersemangat sungguh si kecil sorang ni.

Setelah zohor tasmiq dengan anak-anak Dan aktifkan rumah ngaji di rumah. Kemudian terangkan tentang pengajian dgn ustaz Aran iaitu 7 larangan yg perlu dipatuhi DLM membaca Al quran

No comments: