Menurut bahasa, Mad artinya tambahan atau melebihkan. Di
dalam istilah ilmu tajwid, Mad adalah memanjangkan bacaan ketika bertemu dengan
huruf-huruf yang mengandung hukum Mad. Dapat dikatakan bahwa Hukum Mad adalah
hukum yang mengatur panjang bacaan di dalam Al-Qur’an.
Sebelum membahas lebih jauh tentang Hukum Mad, ada baiknya
mengenal sedikit tentang “ketukan” dalam membaca Al-Qur’an:
Panjang suara atau
bacaan yang dipakai harus rata, tetap, dan teratur.
Huruf berharakat
fathah dan fathatan ( ــًـــ
); dhammah dan dhammatain ( ــٌــ ) ; kasrah dan kasratain
( ـــٍـــ ) dibaca 1/2
alif atau 1 harakat (ketukan)
Huruf yang
mengandung Hukum Izhar harus dibaca 1 harakat
Huruf yang
mengandung dengung (ghunnah) seperti Idgham Bighunnah, Iqlab, Ikhfa dibaca
antara 1 alif hingga 1 1/2 alif atau sekitar 2 hingga 3 harakat
Huruf ber-tasydid
dibaca 2 harakat.
Di dalam hukum-hukum Mad, jika aturannya harus dua harakat,
maka harus dibaca 2 harakat secara rata, tetap dan teratur. Jika 6 harakat
harus dibaca 6 harakat.
Apabila aturannya harus 6 harakat, namun dibaca 2 harakat
sehingga menyebabkan terjadinya perubahan makna pada kata/kalimat, maka hukum
bacaan tersebut adalah haram.
Hukum MAD terdiri dari 2 cabang, yaitu Mad Thobi’i (Mad
Ashli) dan Mad Far’i.
Hukum Mad Lazim Harfi Mukhaffaf merupakan hukum tajwid yang
ditujukan untuk kombinasi 14 huruf yang terletak di 13 ‘Ayat pembuka’, di 29
Surah di dalam Al-Qur’an. Ia dibahagi kepada 3 bahagian iaitu
1 huruf Alif ( ا ), cukup dibaca 1 harakat
5 Huruf ‘haya
thahara‘, yaitu Ha ( ح ),
Ya ( ي ), Tha ( ط ), Ha’ ( ه ), & Ra ( ر ) dibaca panjang 2 harakat-
yang harus dibaca
2 harkat, jumlahnya ada 5 huruf, yang terkumpul pada lafazh :
حي طهر (
HAYYUN THOHUR ) yaitu : ح
ي ط ه
ر ( HA- YA- THO- HA- RO ) (maksud = jom
bersuci}
8 Huruf
‘shadqafnun sama lam kaf ‘ain ‘, yaitu shad ( ص
), qaf ( ق ) , nun ( ن ), sin ( س ), mim ( م ), lam ( ل ), kaf ( ك ), ‘ain ( ع ), dibaca 6 harakat. Tidak
dibaca dengung (Idgham), kecuali huruf ‘Ain pada surah Maryam dan huruf Mim
bertasydid ( GhunnahMusyaddadah ).
( NAQOSHO 'ASALUKUM ) yaitu : ن ق
ص ع س
ل ك م
( NUN- QOF- SHOD- 'AIN- SIN- LAM- KAF- MIM )
kecuali huruf ع ( 'AIN ) boleh dibaca panjang
6 harkat, atau dibaca 4 harkat. tapi lebih utama dibaca 6 harkat. ataupun ustaz
menyebut sanaku silakum س
ن ق ص
ل ك م bermaksud ..tak ingat aduhh
Lebih dikenal dengan sebutan Muqatta’at ( مقطعات
), yang berarti disingkat atau diperpendek. Dan juga lebih dikenal dengan
sebutan fawatih ( فواتح )
atau pembuka, karena menjadi ayat pembuka di beberapa surah.
Arti atau makna sebenarnya dari “ayat pembuka” tersebut –
bagi sebagian besar umat Islam – dianggap sebagai rahasia Allah SWT.
Kelas kali ini ustaz menyelusuri ayat 28 yang mana menerangkan nabi Adam dijadikan
ayat 31 ayat Iblis enggan bersujud kepada nabi Adam manakala ayat 32 Allah marah kepada iblis dan ayat ayat 33 iblis berkata yang mereka sekali tidak akan bersuju
Kelas bersambung minggu depan dan ayat akhir ayat 70 muka surat 265
No comments:
Post a Comment